BIOTEKNOLOGI PESTISIDA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
FIKRI FADIL
XII-IPA
SMA SWSTA AL-MANAR
JL.KARYA BAKTI NO. 34 MEDAN
SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kehadirat ALLAH SWT
atas segala rahmat, taufiq dan karunia-NYA, sehingga [penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “ Pengolahan Pestisida Nabati dari
daun Mimba dengan baik. Karya ilmiah ini, dapat diselesaikan dengan baik
karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Karya ini diajukan dalam
rangka memenuhi tugas mandiri terstruktur biologi dikelas XII IPA semester 2.
Adapun tema dari event ini yaitu “ Aplikasi Pestisida Nabati yang Ramah
Lingkungan” yang mengarah pada pemanfaatan daun mimba.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada guru
pembimbing Asih yang telah membimbing saya dalam pembuatan laporan penelitian
ini. Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan teman-teman
yang telah mendukung serta memberikan saran dalam pembuatan laporan penelitian
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis
ilmiah ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar karya
ilmiah ini, memberikan manfaat bagi kita semua. Amiiin...
Medan, 10 Maret 2017
Penulis,
( Fikri Fadil )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………. i
Daftar isi ……………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………… 1
A. Latar B elakang ……………………………………………………………………. 2
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………. ….. 3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………… 4
A. Pengertian Pestisida Nabati……………………………………………………….. 5
B. Macam-macam Tumbuhan Pestisida Nabati……………………………….. 6
C. Manfaat Ekstrak Daun Mimba Sebagai Pestisida Nabati ………………………… 7
D. Kandungan Kimia Mimba sebagai Pestisida Nabati…………………………. 8
E. Cara Pembuatan Pestisida Nabati…………………………………………… 9
F. Keunggulan dan Kelemahan Daun Mimba sebagai Pestisida Nabati……….. 10
G. Efektivitas Ekstrak Biji Mimba (EBM)…………………………………… 11
H. Pemanfaatan Ekstrak Daun Mimba (EMB) sebagai Pestisida Nabati…….. 12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 13
A. Kesimpulan………………………………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan pestisida
di lingkungan pertanian khususnya untuk mengendalikan hama yang menyerang
tanaman di persemaian dan tanaman muda saat ini masih menimbulkan dilema.
Penggunaan pestisida khususnya pestisida sintetis atau kimia memeang
memeberikan keuntungan secara ekonomis, namun memberikan kerugian diantaranya
yaitu residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tetapi juga air, tanah
dan udara, penggunaan secara terus-menerus akan mengakibatkan efek resistensi
berbagai jenis hama. Oleh sebab itu, perlu dicari pestisida alternatif untuk
mensubstitusi pestisida kimia tersebut. salah satunya adalah penggunaan senyawa
kimia alami yang berasal dari tanaman yang dikenal dengan nama Pestisida
Nabati.
Pestisida nabati
adalah salah satu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan
sendiri sebenarnya kaya akan bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan
alami terhadap pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dar
tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah
(Biodegradable) dan tidak membahayakan hewan, manusia atau serangga
non sasaran.
Tanaman atau tumbuhan
yang berasal dari alam dan potensial sebagai pestisida nabati umumnya mempunyai
karakteristik rasa pahit (mengandung alkaloid dan terpen), berbau busuk dan
berasa agak pedas. Tanaman atau tumbuhan ini jarang diserang oleh hama sehingga
banyak digunakan sebagai ekstrak pestisida nabati dalam pertanian organik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan pestisida nabati?
2. Apa saja tumbuhan yang
dapat dijadikan sebagai pestisida nabati?
3. Apa zat yang
terkandung pada daun mimba?
4. Bagaimana caranya
membuat pestisida nabati dari daun mimba?
5. Apa keunggulan dan
kelemahan pestisida nabati daun mimba?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi
pestisida nabati
2. Mengetahui tumbuhan
apa saja yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati
3. Mengetahui kandungan
zat pada daun mimba
4. Mengetahui cara
membuat pestisida nabati dari daun mimba
5. Mengetahui keunggulan
dan kelemahan pestisida nabati daun mimba
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pestisida
Nabati
Pestisida nabati
adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati
sudah dipraktekkan 3 abad yang lalu.. Pada tahun 1690, petani di perancis telah
menggunakan perasan daun tembakau untuk mengendalikan hama kepik. Saat itu
penggunaan pestisida nabati menjadi tumpuan. Jenis tanaman lain yang digunakan
sebagai pestisida nabati adalah piretrum, derris, lily, dan ryania. Bubuk
piretrum tahun 1800 digunakan orang Parsi untuk mengendalian kutu dan derris
digunakan untuk di Kawasan Asia sejak tahun 1848. Sejak ditemukan DDT tahun 1939,
pestisida nabati sedikit demi sedikit ditinggalkan dan petani beralih ke
pestisida kimia.
Karena terbuat dari
bahan alami atau nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam
jadi residunya singkat sekali. Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” yaitu
apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah terbunuh
maka residunya cepat menghilang di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari residu
sehingga tanaman aman untuk dikonsumsi. Sudarmo menyatakan bahwa pestisida nabati dapat
membunh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik
yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja
pestisida nabati sangat spesifik yaitu:
1. Merusak perkembangan
telur, larava, dan pupa
2. Mengganggu komunikasi
serangga
3. Menyebabkan serangga
menolak makan
4. Menghambat reproduksi
serangga betina
5. Mengusir serangga
(Repellent)
6. Menghambat
perkembangan patogen penyakit
B. Macam-macam Tumbuhan
Pestisida Nabati
Spesies tumbuhan yang
dapat dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan pestisida nabati di antaranya
yaitu daun gamal (Gliricidia sepium),
ranting dan kulit batang pacar cina (Aglaia
odorata), umbi gadung (Dioscorea
hispida), daun tembakau (Nicotiana tabacum),
biji dan daun mimba (Azadirachta indica),
biji srikaya, (Annona squamosa), biji
nona seberang (Annona glabra), akar
tuba (Derris eliptica), bunga
piretrum (Chrysantemum cinerariaefolium),
biji dan daun mindi (Melia azadirach),
daun sirih hutan (Piper sp), biji
jarak (Ricinus communis), dan daun
pepaya (Carica papaya). Di antara
bahan nabati tersebut, yang paling manjur adalah biji mimba.
C. Manfaat Ekstrak Daun
Mimba Sebagai Pestisida Nabati
Tanaman mimba termasuk
famili Miliaceae. Tingginya 10–25 m, batang tegak berkayu. Daunnya majemuk,
letak berhadapan dengan panjang 5–7 cm dan lebar 3–4 cm. Bandingkan dengan daun
mindi yang dijumpai tangkai dan anak tangkai daun. Bijinya bulat, berdiameter
sekitar 1 cm berwarna putih. Tanaman mimba berasal dari Asia Selatan dan
Tenggara. Saat ini tanaman mimba dijumpai di daerah tropik dan sub tropik
Afrika, Amerika, dan Australia. Tanaman mimba tumbuh pada daerah subhumid
sampai semiarid dengan curah hujan 450-750 mm/tahun. Tanaman mimba dapat tumbuh
pada ketinggian tempat 0-670 m dpl., pada daerah kering dan panas tanpa irigasi
Manfaat daun mimba
sebagai pestisida nabati sangat mengguntungkan bagi para petani dalam
pengendalian hama secara biologis dan selain itu juga dapat digunakan sebagai
obat tradisional untuk kesehatan. Tanaman Mimba sebagai pestisida nabati
memiliki daya kerja yang efektif, ekonomis, aman, mudah didapat dan ramah
lingkungan. Zat-zat racun yang ada di dalam tanaman mimba bermanfaat untuk
insektisida, repelen, akarisida, penghambat pertumbuhan, neumatisida,
fungisida, anti virus. Racun tersebut sebagai racun perut dan sistemik. Mimba
memiliki efek anti serangga dengan azadirachtin sebagai komponen yang paling
paten.
Ekstrak daun dapat
berefek sebagai fungisida alami pada pengendalian penyakit antraknosa pada apel
pasca panen, berefek insektisida terhadap larva Aedes aegypti. Toksisitas dapat
menyebabkan iritasi mata dan jaringan lunak, serta kemungkinan sebagai penyebab
konjugtivitas dan inflamasi. Sudah sejak lama mimba digunakan sebagai pestisida
nabati dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas (Broad spectrum), baik
digunakan secara sederhana di negara berkembang, maupun digunakan secara
terformula di negara maju, seperti Amerika Serikat. Pada awalnya hanya
diperuntukan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada
tanaman yang bukan untuk dikonsumsi, namun belakangan ini sudah diperkenankan
dipergunakan untuk mengendalikan OPT pada tanaman pangan (food crops).
D. Kandungan Kimia Mimba
sebagai Pestisida Nabati
Salah satu jenis
pestisida hayati yang sudah banyak dikenal masyarakat dunia adalah yang berasal
dari pohon mimba (Azadirachta indica A. Juss). Selain dikenal
sebagai pestisida dan juga bahan pupuk, bangunan serta penghijauan, belakangan
ini dikenal juga sebagai bahan obat dan kosmetik sehingga disebut sebagai
tanaman multi-fungsi
Biji mimba mengandung
beberapa komponen aktif pestisida antara lain azadirakhtin, salanin,
azadiradion, salannol, salanolacetat, 3-deasetil salanin,
14-epoksi-azadiradion, gedunin, nimbin, dan deasetil nimbin. Dari beberapa
komponen tersebut ada empat senyawa yang diketahui sebagai pestisida, yaitu
azadirakhtin, salanin, nimbin, dan meliantriol. Kandungan azadirakhtin dalam
biji mimba sebesar 2-4 mg azadirakhtin per gram biji kering. Azadirakhtin tidak
langsung mematikan serangga, tetapi melalui mekanisme menolak makan, mengganggu
pertumbuhan dan reproduksi serangga. Salanin bekerja sebagai penghambat makan
serangga. Nimbin bekerja sebagai anti virus, sedangkan meliantriol sebagai
penolak serangga. Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama
pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya
E. Cara Pembuatan
Pestisida Nabati
Pemanfaatan biji mimba
sebagai pestisida nabati dapat dibuat dengan dua cara, yaitu serbuk dan
ekstrak. Cara pertama adalah cara sederhana, dibuat serbuk. Biji mimba dibuat
serbuk sampai halus, direndam dalam air, disaring dan disemprotkan. Cara kedua
adalah ekstrak, yaitu biji mimba dibuat dengan cara melarutkan serbuk biji
mimba dalam pelarut organik. Cara kedua ini digunakan untuk skala industri. EBM
diformulasi menjadi formula cairan berwarna kuning dengan kandungan bahan aktif
azadirakhtin 0,8–1,2%.
1. Pembuatan Pestisida
Nabati dari Biji Mimba
a. Kering anginkan 50 gram
biji mimba beserta kulit biji sampai kering agar tidak berjamur.
b. Tumbuk atau haluskan
biji menggunakan blender.
c. Rendam serbuk biji
mimba di dalam 1 liter air selama semalam (12 jam)
d. Saring rendaman dengan
menggunakan kain furing
e. Campurkan larutan
hasil penyaringan dengan 1 gram detergen (berfungsi sebagai pengemulsi), aduk
rata.
f. Encerkan 500 ml
larutan biji mimba hasil saringan di dalam 14 liter air, lalu aplikasikan di
lahan pada sore hari.
2. Pembuatan Pestisida
Nabati dari Daun Mimba
a. Haluskan 50 gram daun
mimba segar dengan menggunakan blender.
b. Rendam daun halus di
dalam 1 liter air selama semalam (12 jam)
c. Saring larutan dengan
kain furing
d. Campurkan larutan
hasil penyaringan dengan 1 gram detergen, aduk rata.
e. Encerkan 500 ml
larutan daun mimba hasil saringan di dalam 14 liter air, lalu aplikasikan di
lahan pada sore hari.
F. Keunggulan dan
Kelemahan Daun Mimba sebagai Pestisida Nabati
1. Keunggulan Daun Mimba
Pengendalian hama
dengan menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa
keunggulan antara lain :
a. Di alam senyawa aktif
mudah terurai, sehingga menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas
residu pestisida kimia.
b. Cara kerja spesifik,
sehingga relatif aman terhadap vertebrata (manusia, lingkungan dan ternak)
c. Tidak mudah
menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
d. Murah dan mudah dibuat
oleh petani,
e. Tidak menyebabkan
keracunan pada tanaman
f. Sulit menimbulkan
kekebalan terhadap hama
g. Kompatibel digabung
dengan cara pengendalian yang lain.
2. Kelemahan Daun Mimba
Menururt Ruskin beberapa kelemahan mimba sebagai
pestisida nabati antara lain :
a. Persitensi insektisida
yang singkat kadang kurang menguntungkan dari segi ekonomis, karena pada
populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang berulang-ulang agar mencapai
keefektifan pengendalian yang maksimal.
b. Biaya produksi lebih
mahal, sehingga harga jualnya belum tentu lebih murah dari insektisida
sintetik.
c. Daya kerjanya relatif
lambat, tidak membunuh jasad sasaran secara langsung, tidak tahan terhadap
sinar matahari, kurang praktis, tidak tahan disimpan dan kadang-kadang
harus disemprotkan berulang-ulang.
G. Efektivitas Ekstrak
Biji Mimba (EBM)
1. Efektifitas Ekstrak
Biji Mimba sebagai Larvasida
Keefektifan pestisida
nabati EBM sebagai larvisida (pembunuh larva) terhadap mortalitas ulat jarak
(Achea janata) menyebabkan mortalitas larva A. janata. 79,7% sampai 100%. Larva
ulat grayak (Spodoptera litura) dan ulat tembakau (Helicoverpa armigera) yang
diaplikasikan dengan EBM dapat mengganggu pertumbuhan larva hingga tidak
berkembang sampai mati.
Mekanisme EBM membunuh
hama melalui beberapa cara, seperti merusak perkembangan telur, larva, dan
pupa, menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, penolak
makan, menghambat reproduksi serangga betina, mengurangi nafsu makan, memblokir
kemampuan makan serangga, dan mengusir serangga
2. Efektifitas Ekstrak
Biji Mimba sebagai Ovisida
Uji efektivitas
pestisida nabati EBM terhadap telur dari ngengat ulat tembakau menunjukkan
bahwa secara nyata dapat membunuh telur (ovisida). Ulat yang disemprot dengan
pestisida EBM pada konsentrasi rendah terkadang tidak mati, tetapi setelah
menjadi kepompong menjadi cacat atau ngengat menjadi cacat atau mati. Kalaupun
hidup ngengat betina tidak menghasilkan telur.
H. Pemanfaatan Ekstrak
Daun Mimba (EMB) sebagai Pestisida Nabati
Salah satu
permasalahan penyimpanan hasil pasca-panen adalah kerusakan yang disebabkan
oleh serangga hama gudang Sitophilus oryzae. Untuk itu perlu dilakukan studi
kajian daya insektisida botani dari ekstrak daun mimba (Azadirachta indica A.
Juss) terhadap perkembangan dari serangga hama gudang S. oryzae. Penelitian ini
dilakukan beberapa tahapan: Perearingan serangga uji S. oryzae, Pembuatan
ekstrak daun mimba dengan konsentrasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan Pembuatan media
Oligidik. Dari hasil penelitian ini peningkatan pemberian ekstrak daun mimba
memberikan pengaruh nyata dalam menghambat turunan F1 S. oryzae, memperpanjang periode perkembangan dan memperkecil nilai
indeks perkembangannya sehingga dari hasil tersebut dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif insektisida botani dalam mengendalikan serangga hama
gudang S. oryzae.
Selain itu, EBM
telah dimanfaatkan pada berbagai kegiatan penelitian di lingkup dan di luar
Balittas, antara lain untuk mengendalikan hama ulat buah pada kapas tumpangsari
kedelai. Untuk meningkatkan efektivitas, EBM dapat dicampur dengan biopestisida
berbahan aktif virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV).
Kombinasi EBM dengan HaNPV dapat mengurangi biaya pengendalian hama sekitar
63,4% dan meningkatkan pendapatan 32,7% apabila dibandingkan dengan penggunaan
insektisida kimia
EBM sudah dicobakan
antara lain untuk mengendalikan hama pada tanaman kapas, tembakau, kedelai,
jeruk, dan sayuran. EBM menyebabkan kematian pada ulat jarak Achaea janata
78,9-100%. EBM yang dikombinasikan dengan biopestisida Helicovera armigera
Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) untuk mengendalikan ulat kapas Helicoverpa
sp dapat mengurangi biaya pengendalian hama sampai 63,4%. Kendala yang dihadapi
dalam pengembangan EBM adalah daya bunuhnya lambat, berbeda dengan pestisida
kimia. Strategi pengembangan pestisida nabati ke depan adalah perlu sosialisasi
penggunaan pestisida nabati EBM kepada petani melalui Sekolah Lapang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pestisida nabati
merupakan pestisida yang berbahan dasar dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung
beberapa komponen aktif pestisida.
2. Tumbuhan yang dapat
dijadikan sebagai pestisida nabati diantaranya yaitu daun gamal, ranting
dan kulit batang pacar cina, umbi gadung, daun tembakau, biji dan daun mimba,
biji srikaya, biji nona seberang, akar tuba, bunga piretrum, biji dan daun
mindi, daun sirih hutan, biji jarak dan daun pepaya.
3. Kandungan zat kimia
yang terdapat dalam daun maupun biji mimba yang digunakan sebagai pestisida
nabati yaitu azadirakhtin, salanin, nimbin, dan meliantriol.
4. Cara membuat pestisida
nabati yaitu Ekstrak biji atau daun mimba direndam selama 12 jam, dicampur
dengan detergen. Setelah campuran rata di tambahkan air 14 liter untuk 500 ml
larutan pestisida nabati.
5. Kelemahan dari
pestisida nabati yaitu harus disemprot berkali-kali dan daya kerjanya lambat.
Sedangkan kelebihan dari pestisida nabati yaitu mudah terurai, tidak
menimbulkan resistensi, dan menghasilkan produk yang sehat.
Do this hack to drop 2lb of fat in 8 hours
BalasHapusOver 160 thousand women and men are utilizing a easy and secret "water hack" to drop 2lbs every night as they sleep.
It's scientific and works all the time.
This is how you can do it yourself:
1) Go grab a glass and fill it with water half full
2) Now use this strange hack
you'll be 2lbs thinner the very next day!